Ini bukan suatu histori, tapi sebuah dongeng jaman2 gue kecil dulu. Dongeng ini berasal dari almarhum kakek gue. Dulu, cucunya yang puluhan itu suka kumpul di rumahnya. Jadilah dikisahkannya dongeng2. Salah satunya yang ini…
Pada jaman dahulu, hiduplah seorang kakek di sebuah hutan dimana kota Sampit berada. Kakek tersebut bernama Sampit. Dia hidup seorang diri di hutan itu dengan rumah yang sangat sederhana. Pekerjaannyanya mencari kayu bakar dan berkebun seadanya untuk makan sehari-hari.
Pada suatu hari, datanglah sebuah kapal yang berisi orang-orang Belanda, menyusuri sungai Mentaya. Mereka tersesat di daerah itu. Kapal mereka pun rusak. Jadilah mereka menepi ke daratan tempat Kakek Sampit tadi tinggal. Mereka masuk ke hutan dan bertemu dengan Kakek Sampit. Begitu bertemu mereka Kakek Sampit terkejut dan langsung merasa terancam.
“Mau apa kalian ke sini?!” Katanya sudah mengambil ancang2 dengan senjatanya.
“Tidak, Kek. Niat kami ke sini baik2. Kami terpaksa terdampar di hutan ini. Kami tersesat dan kapal kami sedang rusak.” Jawab pemimpin kapal.
“Oo… Kalau begitu, tinggallah kalian di rumahku sampai kapal kalian diperbaiki.”
Tidak menyangka juga seorang pemimpin kapal Belanda itu akan jawaban Si Kakek. Jadilah mereka tinggal di rumah Kakek Sampit selama beberapa hari. Dengan senang hati Kakek Sampit memberi mereka makan. Sampai akhirnya kapal mereka diperbaiki dan mereka pun harus meninggalkan daerah itu. Pemimpin kapal Belanda yang tersentuh dengan kejadian itu pun berjanji, dia akan selalu mengingat Kakek Sampit, akan selalu mengingat daerah itu sehingga daerah itu disebutnya Sampit, yaitu tempat Kakek Sampit tinggal. THE END.
Created by Ummu Rahayu
Pada jaman dahulu, hiduplah seorang kakek di sebuah hutan dimana kota Sampit berada. Kakek tersebut bernama Sampit. Dia hidup seorang diri di hutan itu dengan rumah yang sangat sederhana. Pekerjaannyanya mencari kayu bakar dan berkebun seadanya untuk makan sehari-hari.
Pada suatu hari, datanglah sebuah kapal yang berisi orang-orang Belanda, menyusuri sungai Mentaya. Mereka tersesat di daerah itu. Kapal mereka pun rusak. Jadilah mereka menepi ke daratan tempat Kakek Sampit tadi tinggal. Mereka masuk ke hutan dan bertemu dengan Kakek Sampit. Begitu bertemu mereka Kakek Sampit terkejut dan langsung merasa terancam.
“Mau apa kalian ke sini?!” Katanya sudah mengambil ancang2 dengan senjatanya.
“Tidak, Kek. Niat kami ke sini baik2. Kami terpaksa terdampar di hutan ini. Kami tersesat dan kapal kami sedang rusak.” Jawab pemimpin kapal.
“Oo… Kalau begitu, tinggallah kalian di rumahku sampai kapal kalian diperbaiki.”
Tidak menyangka juga seorang pemimpin kapal Belanda itu akan jawaban Si Kakek. Jadilah mereka tinggal di rumah Kakek Sampit selama beberapa hari. Dengan senang hati Kakek Sampit memberi mereka makan. Sampai akhirnya kapal mereka diperbaiki dan mereka pun harus meninggalkan daerah itu. Pemimpin kapal Belanda yang tersentuh dengan kejadian itu pun berjanji, dia akan selalu mengingat Kakek Sampit, akan selalu mengingat daerah itu sehingga daerah itu disebutnya Sampit, yaitu tempat Kakek Sampit tinggal. THE END.
Created by Ummu Rahayu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan komen apa yang ane tulis, saodara mau protes, kritik, saran, muji, dan sebagainya sah2 saja... tapi yang ane harap, apabila ada kesalahan dalam tulisan ane, tolong dikasih masukan yawww^^